Pengalaman Bekerja di Start-up


Bagi sebagian orang, beberapa pilihan hidup mulai dipilih setelah lulus kuliah. Kalau untuk aku sendiri, sebenarnya sudah mulai menyusun rencana hidup dipenghujung perkuliahan. Tadinya sih mau nikah ya, karena waktu itu udah ada calonnya. Tapi, berhubung kandas akupun belum ada minat mencari jodoh.

Sehingga akupun sekarang lebih serius untuk meniti karir dan bekerja. Syukurnya setahun sebelum lulus aku sudah diterima bekerja di sebuah start-up local. Dimana start-up tersebut bergerak dalam bidang media. Memang tidak kusangka aku akan bertahan hingga 2 tahun lamanya di start-up tersebut.

Bekerja di start-up memang terasa agak sedikit berbeda dengan bekerja di instansi biasa. Apalagi kalau di instansi pemerintah, semakin terasa lebih berbeda. Pas kuliah, aku juga pernah magang di instansi pemerintah hehe.

Nah, Kembali lagi aku akan bercerita mengenai pengalaman bekerja di startup, beberapa pengalamanku adalah sebagai berikut:

1. Tim kerja yang kecil
Karena jumlah karyawan dibawah 30, tim yang bekerja bareng akupun ga banyak. Untukku sendiri, anggota dalam timku cuma 2 orang saja. Aku dan seorang senior yang lebih dulu berada dalam posisiku. Enaknya komunikasi bisa lebih intens dan langsung tepat sasaran, minusnya sih beban kerja lebih berat hahaha.

2. Suasana kerja informal

Sedari awal aku bekerja, ternyata kantorku ini menerapkan suasana kerja yang informal. Ga ada pakai seragam, bisa kerja dimana saja. Bahkan didalam kantorpun, bisa aja bekerja di lokasi manapun. Kadang di meja sendiri, kadang diatap hahaha.

3. Banyak belajar hal baru

Sungguh ini kesempatan luar biasa yang pernah aku rasakan. Berhubung posisi kerjaku ini adalah posisi yang baru ada di kantor, membuatku diharuskan banyak belajar. Sehingga bila ada kesempatan-kesempatan belajar, aku sering disuruh ikutan atau aku sendiri yang minta untuk didukung

4. Melatih skill bekerja

Siapa yang sangka, dengan bekerja di start-up skill bekerja akan sangat terlatih. Awalnya kaget, karena ritme bekerjanya cukup kencang haha. KPI yang dimintapun luar biasa banyak, hahaha. Tapi ga mengapa, dengan begitu akupun jadi terlatih bekerja secara cepat juga.

5. Rekan kerja yang blak-blakkan

Hahaha, ini ga tau ya apakah teman-teman mengalaminya. Tapi rekan kerjaku rata-rata orangnya blak-blakkan dalam menyampaikan sesuatu. Baik ide, kritik maupun saran, semuanya langsung disampaikan langsung. Ga pakai kode-kode, sindiran gitu, keuntungannya kita bisa jadi tahu apa maunya rekan kerja. Tapi bagi orang yang kurang terbiasa, pasti kaget hehe.

Berkarir di bidang start-up memang proses belajarnya tidak habis-habis, banyak sekali hal yang harus dipelajari, apalagi kalau kamu baru saja berkecimpung di dunia start-up. Selain itu, apabila kamu merupakan bagian dari para founder start-up, tentu saja pr yang harus dikerjakan semakin banyak. Misalnya mengikuti program edukasi untuk start-up  ataupun mengikuti gathering-gathering komunitas penggerak start-up.

Biasanya disetiap kota komunitas tersebut ada dan bisa menjadi tempat belajar yang potensial bagi teman-teman yang bergerak dan bekerja di start-up. Nah, semoga beberapa hal yang aku ceritakan ini bisa menjadi pertimbangan teman-teman apabila ingin bekerja di start-up. Banyak belajar dari para mentor dan senior untuk meningkatkan skill dalam bekerja ya.

Apapun pekerjaannya, yuk kita jalani secara maksimal dan serius ya. Semoga menjadi jalan rezeki bagi kita semua. Bagaimana dengan teman, yuk berbagi cerita.Aku jgua penasaran bagaimana pengalaman teman-teman yang berkecimpung di dunia start-up.


9 komentar

  1. Yang blakblakan itu menurutku lebih banyak positifnya. Akan lebih capek kerja sama orang yang apa-apa pake bahasa kalbu haha. Kadang udah dikasih tahu jelas aja kitanya masih bisa salah, apalagi yang gak disampaikan dengan jelas ya.

    Aku jadi ingat drama korea Start Up. Belom nonton dan jadinya kepingin nonton sebab banyak yang bilang bagus.

    BalasHapus
  2. Setuju sekali, apapun jenis pekerjaannya harus dijalani dengan sungguh-sungguh dan berdedikasi. BTW, aku penasaran juga bagaimana rasanya kerja di start up..nah dg membaca ini jadi tahu deh.. Terimakasih ya

    BalasHapus
  3. Bekerja di manapun rasanya harus selalu menjunjung profesionalitas. Apalagi kita sendiri yang memutuskan untuk mendaftar, dan menerima pekerjaan di sana. Mungkin kalau di start-up, karena jumlah orangnya lebih sedikit bisa lebih akrab dengan jajaran CEO-nya juga kali ya? Haha..

    BalasHapus
  4. Seru banget kalo kita udah nemu pekerjaan yg sesuai passion. Skrg lagi booming bgt kerja di start up. Tapi nggak enaknya banyak yg menjadikan kerja start up sebagai batu loncatan. Ga sreg ya tinggal pindah aja

    BalasHapus
  5. kayaknya seru banget ya bisa kerja di start up walaupun banyak tantangannya. Paling nggak punya pengalaman kerja yang mumpuni. jadi, ketika mau pindah kerja ada banyak pengalaman yang didapat

    BalasHapus
  6. kalau baca pengalamannya, kurang lebih sama dengan pengalaman bekerja di NGO Internasional yang jalanin project luar gitu.
    jumlah tim sedikit, ritme kerja yang lumayan ketat tapi gak membosankan sih karena berasa selalu dapat tantangan baru gitu dalam bekerja, blak-blakan juga iyah apalagi biasanya banyak senior juga yang bekerja di project gitu :)

    jadi penasaran kerja di start up gitu gimana :D

    BalasHapus
  7. Jadi teringat suaminya adik ipar, dia juga kerja di start up. Yang dia ceritakan, hampir mirip dnegan yg mbak muthea ceritakan ini.

    BalasHapus
  8. Walau KPI nya cukup tinggi kalau dalam tim bekerja nya bisa blak blakan dan informal gitu, Jadi lebih asyik kan ya mbak, lebih semangat aja kerjanya
    Beruntung punya bekal pengalaman bekerja di start up ya mbak

    BalasHapus
  9. Belum pernah kerja di perusahaan start up kayaknya dunia kerjanya berbeda ya dengan dunia kerjaan biasa, lebih ke terbuka, fun, bebas dari pakaian dan waktu bisa lebih fleksible maksudnya, soalnya beberapa teman saya yang di start up jam kerjanya beabs dan pakaiannya ga harus formal

    BalasHapus