Masih lekat diingatanku, ketika aku sakit cukup parah karena ISPA. Saat terjaga batuk-batuk, saat tidur juga batuk-batuk. Ga nyaman banget rasanya. Apalagi saat itu aku masih SD, tentu saja diumur segitu masih anak-anak dan bisanya nangis, cranky mulu.
Belum lagi, beberapa tahun kemudian aku juga terkena paru-paru basah dan mesti menkonsumsi obat secara berkala dan teratur. Ga lagi-lagi menghadapi sakit seperti ini, karena sangat melelahkan. Baik bagi yang sakit maupun yang jaga.
Pada saat itu, sakitku ini disebabkan oleh karhutla yang cukup lama hingga udara tercemar dan asap menyelimuti lingkungan. Ada hari dimana walaupun matahari bersinar cerah tapi tak mampu menembus asap, jadinya kuning semua. Ada hari dimana mesti stock masker dan bahkan oksigen kalengan.
Kejadian tersebut tidak terjadi sekali dua kali saja. Kukira kebakaran hutan tersebut berhenti 15 tahun lalu itu saja, eh rupanya pada tahun 2014 dan 2019 pun karhutla terjadi lagi dan banyak masyarakat bertumbangan. Saking daruratnya pada saat itu, sampa ada posko penanganan korban karhutla, yang mana isinya banyak ibu dan anak. Bahkan kegiatan sekolah diliburkan dan untuk para pekerja juga digilir kehadirannya.
Belum lagi kalau ngomongin masalah polusi ga ada habisnya, kalau ga karhutla ya polusi lalu lintas. Sebagai pengendara motor, paling azab kalau sudah terjebak macet dan terjebak diantara kendaraan-kendaraan yang knalpotnya ngebul-ngebul berasap parah. Belum lagi kalau knalpotnya modif illegal, dah kelar banget itu. Polusi udara iya, polusi udah juga iya. Sungguh menderita sekali.
Kalau sudah terpapar asap kendaraan yang parah, jadinya stress di jalan terus bikin badan ga sehat, muka kotor jadinya sedih deh.
kolaborasi bersama demi mengatasi perubahan iklim
Bisa dibilang, kisah diatas adalah pengalaman yang sungguh tidak ingin diulang dan dirasakan lagi. Kombinasi dari Asap pabrik, kendaraan dan kebakaran hutan membuat polusi semakin memburuk dan menganggu kegiatan sehari-hari.
Kalau hari ini sudah parah tidak terkira, bagaimana keadaan dimasa depan ya? Pastinya kita semua tidak ingin hidup dalam kepungan selimut polusi. Pastinya pada kangen dong dapat menghirup udara segar tanpa perlu ketutup masker, menyalakan penyegar udara maupun nyetock oksigen kalengan.
Kalau ingin terbebas itu semua, tentu perlu adanya kolaborasi dari berbagai banyak pihak untuk lebih aware dengan kondisi seperti ini. Nah kalau begitu gimana caranya ya? Yuk ikuti beberapa cara berikut
1. Gunakan kendaraan ramah lingkungan
Kalau bisa menggunakan kendaraan umum dan mudah diakses, maka teman-teman bisa utamakan menggunakan kendaraan umum. Namun bila lebih nyaman menggunakan kendaraan pribadi, perhatikan kondisi kendaraan yang dimiliki. Rawat secara berkala dan gunakan aksesoris kendaraan yang tepat. Beberapa pengendara kadang kurang merawat kendaraanya, tak jarang knalpot rusak dibiarkan begitu saja, sehingga asapnya ngebul kemana-mana.
2. Hindari mengolah sampah dengan cara dibakar
Membakar sampah merupakan cara paling simple dalam memusnahkan sampah, tinggal bakar dan semua barang musnah. Tapi efek sampingnya itu lho. Kalau dilakukan dilingkungan tempat tinggal, asapnya akan menyebar ke rumah-rumah dan ada potensi kebakaran. Ada cara yang lebih mudah kok dalam memusnahkan sampah, seperti mendaur ulang hingga membuat kompos. Lagipula sekarang banyak juga bank sampah yang akan membantu kamu untuk mengurus sampah-sampah tersebut.
3. Perhatikan limbah industri
Bila kamu memiliki pabrik, yuk perhatikan lagi limbah yang dihasilkan oleh pabrik yang kamu dirikan. Mulai dari asap pabrik, pembuangan hasil sisa produksi semuanya harus memiliki sop yang aman dan jelas. Asap pabrik bisa mencemari udara, limbah yang dibuang sembarangan bakalan mencemari lingkungan. Yuk lebih bijak lagi ya!
Bagaimana, langkah diatas pastinya perlahan bisa dilakukan dengan baik kan?
Bener banget, sebenarnya penyebab utama polusi memang kendaraan apalagi semakin banyaknya transportasi dan penggunaannya semakin parah juga. Penting buat kita manusia yang menghirup oksigen untuk menjaga agar udara tetap bersih. Terima kasih sharingnya!
BalasHapus