#NGOBROLINPEKANBARU EPS. 8 : SUKA DUKA MENJADI WARGA PEKANBARU

Setelah hampir sekian lamanya saya tinggal Di Riau ini. Antara  Pekanbaru dan Perawang pulang pergi,sudah bnyak sekali hal-hal yang saya alami selama ini. Apalagi keluarga kami ini jarang mudik,sehingga menambah bumbu banget kalau ada orang yang nanyain gimana sih hidup Di Pekanbaru itu?

Nah,di Ngobrolinpekanbaru episode 7 ini,boleh sedikit kami berdua curcol panjang kali lebar sama dengan luas Suka Duka menjadi Warga Pekanbaru. Dari curcolan ini,mungkin bisa dibayangkan bagaimana kehidupan kami sebagai warga Pekanbaru (eh, KTP dirimu Siak ya mut,ingeet...) hahaha

Sebelumnya,buat kalian yang baru saja berkunjung ke blog ini,salam kenal ya ! Agar nyambung dengan topik ini,silahkan baca-baca dulu #ngobrolinpekanbaru episode sebelumnya ya


Nah,karena #ngobrolinpekanbaru ini duet,simak juga curcolannya Kak Lianda disini yaah

Maaf ya agak molor dari jadwalnya yang biasa,yakni Hari Jum'at jam 8 pagi. Karena sayanya lagi demam dan Kak Lia sepertinya lagi recovery juga itu hehehe

Suka

Dimulai dari kabar yang menyenangkan ajalah dulu yah.

1. Pekanbaru Macetnya Manusiawi
Beneran pakai banget. Pekanbaru juga termasuk kota yang ada macetnya. Tapi terlepas dari semua kemacetan yang tersaji di Panam,JL Sudirman dan Jl Riau, macetnya masih bisa saya lewati. 3 jalan ini saja sih yang bisa dibilang titik-titik kemacetan paling utama yang ada Di Pekanbaru,selain itu jalanannya biasa aja. macet engga,sepi juga engga.

2.Kemana-mana dekat
Pokoknya kalau keliling Pekanbaru itu,kemana-mananya dekat. Minimal 5 menit perjalanan,maximal 1 jam perjalanan,itu juga jarang terjadi. 40 menitlah kira-kira. Soalnya Pekanbaru ini kecil juga,keliling seharian juga habis kok. (keliling aja ga pakai mampir :p)

3.Makanannya pedas-pedas
Buat kalian yang suka makanan pedas,sepedas yang kadang bikin sakit kepala,Pekanbaru punya banyak RM yang menyajikan makanan pedas, Pedas yang bener-bener pedas lho,bukan pedas manis.
Cocok buat kalian yang mau meningkatkan selera makan. hahahaha.

4. Area-area terbuka sudah banyak
Dulu,bingung banget kalau mau duduk-duduk santai itu dimana. Kalau sekarang sih udah ada beberapa taman yang dibangun sebagai tempat bersantai bersama keluarga. Memang belum banyak jumlahnya,akan tetapi daripada tidak ada? mending adalah walau sedikit yaa?

Duka

1. Minimnya Transportasi AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi) 
Pariwisata Di Riau itu banyak banget kalau mau dikupas tuntas,mau dikunjungi satu persatu,tapi dengan minimnya AKDP jadinya malas banget. itu yang saya rasakan.
Solusi transportasinya paling cuma naik travel,mobil pribadi,motor. itu juga harganya masih bikin deg-degan.
1 x naik travel itu dimulai dari 15 rb sampai dengan 70 rb,kurang bisa ngirit jadinya. hehehe.
Berharap kereta api cepat terealisasikan Di Riau,agar perjalanan lebih mudah :)

2. Jalannya bolong-bolong
Jalanan nasional boleh saja rapih mulussss kinclong,tapi kalau sudah menuju Rumbai,Panam,Kulim...
Siap-siap saja mata yang jeli melihat jalanan,bolongnya bikin celaka. Semata kaki ada tuh,hehehe. Sampai saat ini paling masih ditimbun tanah doang,perbaikannya kadang ga bisa ditebak waktunya kapan

3.Pengemudi kendaraan sukak-sukak awak
Dulu saya pernah jadi pengemudi yang model gini,lawan arah bukan main,nyelip tanpa perkiraan,verbodden main hantam aja. Ternyata setelah disadari,tak baik jadi pengemudi seperti ini. Banyak bikin celaka orang saja jadinya. Selain celaka sakit hati tentunya. Karena, yang nyelip siapa, yang marah siapa.
Lewatlah Panam ama Rumbai kalau mau test kesabaran emosi jiwa,hahaha

Nah,itulah sekian suka duka menjadi warga Pekanbaru. Bagaimana dengan kalian? Punya cerita tersendiri? share disini ya

2 komentar

  1. Pekanbaru itu bukan kecil, Mut, tapi semua-semuanya numpuk di tengah-tengah, jadinya terasa kecil. Padahal kalo ditelusuri pinggir-pinggirnya itu jauh juga sih hihihi.

    Tapi memang aku merindukan kemana-mana yang cuma 15-20 menit. Yang mau janjian sama teman tinggal cus dalam waktu kilat. :))

    BalasHapus
  2. Jalannya bolong - bolong :D, bener banget.

    Apalagi sebagai orang yang tinggal di pinggiran Pekanbaru. Semisal di Panam, padahal macetnya udah hampir mirip sama di Sudirman, tapi masih dianggap jauh dari Pekanbaru Kota.

    Mut, tambahan gambar dong, biar tau gitu seperti apa taman yang ada di Pekanbaru, pengemudi yang ngerasa "Sebelum jalan ini dibangun, kakek aku udah tinggal disini", dan jalan yang bolong-bolong.

    BalasHapus